Jumat, 11 Januari 2013

Bersepeda Menyebabkan Disfungsi Seksual pada Wanita

Bersepeda Menyebabkan Disfungsi Seksual pada Wanita

Bersepeda menjadi olahraga favorit bagi sebagian orang. Bahkan kini beberapa karyawan terlihat menjadikan sepeda sebagai alat transportasi menuju kantor. Tapi sebaiknya jangan asal menggunakan sepeda sebagai alat transportasi Anda, khususnya bagi para wanita.
Menurut penelitian para ahli di Yale University, wanita yang bersepeda dengan posisi handlebar (setang) rendah memiliki risiko tinggi untuk masalah kesehatan seksual. Naik sepeda dengan posisi setang rendah, seperti pada sepeda gunung, akan menciptakan tekanan besar pada daerah organ kelamin. Kondisi ini menyebabkan mati rasa yang mengarah pada disfungsi seksual.
Penelitian dilakukan dengan melibatkan 48 responden wanita dengan frekuensi tinggi mengayuh sepeda, setidaknya 16 mil (sekitar 25,5 km) seminggu. Mengamati gaya bersepeda tersebut pada puluhan wanita, para peneliti mencatat, mayoritas wanita menyandarkan berat badan mereka ke depan dengan penyangga di tangan. Posisi punggung mereka cenderung membentuk sudut 30 – 45 derajat ke arah depan untuk mendapatkan posisi yang lebih aerodinamis. Semakin rendah posisi setang, semakin besar risiko gangguan seksual.
Analisis lebih lanjut menunjukkan, sebagian besar wanita mengalami masalah mati rasa di daerah sekitar pinggul. Gerakan mengayuh saat bersepeda dapat mengakibatkan gesekan pada kemaluan yang dapat mengakibatkan penurunan sensitivitas. Dengan begitu, Anda perlu mengurangi efek negatif tersebut dengan menggunakan sadel yang lembut.
Kaum wanita juga sebaiknya menghindari olahraga bersepeda ekstrim seperti downhill atau free-riding, karena hentakan dan guncangan yang terjadi selama melakukan hal ekstrim tersebut akan sangat berpengaruh terhadap kemaluan serta rahim. Anda juga dapat menggunakan korset untuk mencegah guncangan saat bersepeda. Karena meskipun Anda bersepeda di jalanan yang rata, mungkin saja di suatu tempat tertentu terdapat jalan yang jelek atau Anda harus memotong jalan melewati jalanan yang tidak rata untuk menghindari macet serta polusi.
Efek negatif bersepeda pun tidak hanya mengancam kaum wanita, namun kaum pria pun bisa mengalaminya. Penelitian lainnya yang dipresentasikan pada konferensi Reproduction and Embryology European Society menunjukkan efek yang merugikan dari bersepeda pada seksualitas laki-laki. Pria yang terlalu sering mengendarai sepeda, setidaknya sekitar 290 kilometer per minggu, cenderung memiliki kualitas dan kuantitas sperma yang lebih buruk dari sekelompok pria sehat yang jarang bersepeda. Untuk menghindari hal tersebut, usahakan tidak bersepeda selama lebih dari 5 jam dalam satu minggu.
Penurunan kualitas dan kuantitas sperma yang diyakini terkait dengan kompresi yang disebabkan oleh gesekan antara testis dan sadel sepeda. Bisa juga karena lokalisasi panas yang dihasilkan oleh gesekan saat mengayuh dan celana yang cenderung ketat.
Selain itu, kaum pria juga berpotensi mengalami kesemutan pada kemaluan akibat adanya iritasi pada kulit kemaluan yang disebabkan oleh terlalu lamanya penggunaan sadel. Selain itu, saat mengayuh juga akan menimbulkan gerakan-gerakan yang mengakibatkan suhu panas di sekitar kemaluan yang akan membuat kulit kemaluan mudah lecet.
Meskipun memiliki banyak manfaat, bersepeda juga bisa membahayakan kesehatan jika dilakukan terlalu sering. Bersepeda, salah satu olahraga yang cocok untuk orang gemuk. Merekapun tidak harus melakukan olahraga ini terlalu berlebihan.

1 komentar:

  1. Thx utk infonya.. mampir yuk ke http://elementmtb.com/keuntungan-ibu-hamil-bersepeda/

    BalasHapus