Sabtu, 26 Januari 2013

GIGI GERAHAM BUNGSU PERLUKAH DI CABUT ?

GIGI GERAHAM BUNGSU PERLUKAH DI CABUT ?


 
 
 
 
 
 
PENDAHULUAN
Gigi geraham bungsu atau nama lainnya adalah geraham ketiga atau wisdom teeth adalah gigi geraham yang tumbuh pada bagian paling belakang dari jajaran gigi bagian bawah dan bagian atas. Biasanya gigi ini akan tumbuh pada saat seseorang berusia 18 –30 tahun.
Gigi geraham bungsu yang sehat dan benar posisinya tidak akan menimbulkan masalah. Namun ternyata gigi ini sering menimbulkan masalah karena mulai erupsi di saat pertumbuhan rahang kita sudah berhenti sehingga tidak mendapat cukup ruangan untuk erupsi. Dengan demikian gigi bungsu ini tumbuh tidak sempurna dengan posisi yang tidak baik. Keadaan ini disebut impaksi.
Seorang ahli bernama Ricketts (1980) menyatakan bahwa evolusi manusia menyebabkan berkurangnya ukuran rahang yang berhubungan dengan kondisi dan kebiasaan diet atau makanan. Pada manusia modern dari mentah menjadi dimasak membuat makanan lebih lunak. Jadi ukuran rahang manusia sekarang cenderung makin kecil sehingga kasus gigi geraham bungsu yang tumbuh tidak sempurna (impaksi) sekarang cenderung meningkat.
Kemunculan posisi gigi geraham bungsu yang tidak sempurna (melintang atau miring) dapat menyebabkan masalah pada gigi yang lainnya dimana gigi geraham bungsu mendorong gigi depannya dan berpotensi merusak gigi depannya tersebut. Sedangkan gigi geraham bungsu yang tidak muncul kepermukaan gusi dengan baik juga dapat menjadi tempat menempelnya sisa-sisa makanan yang pada akhirnya akan membuat gigi berlubang.
Mengingat beberapa kemungkinan efek negatif yang akan timbul akibat gigi geraham bungsu yang tumbuh tidak sempurna, sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter gigi untuk mempertimbangkan kemungkinan akibat gigi bungsu tersebut.
DAMPAK KESEHATAN AKIBAT GIGI GERAHAM BUNGSU YANG TIDAK DIAMBIL 

Gigi geraham bungsu dapat saja tidak menimbulkan sakit saat atau sesudah erupsi. Namun pada sebagian orang akan mengalami gejala-gejala seperti sakit kepala, migrain, telinga berdengung, sakit leher akibat dari gigi geraham bungsu tersebut. Selain itu gigi geraham bungsu tersebut dapat menyebabkan gejala lokal berupa :
  1. Terjadi pembusukan.
    Ludah, bakteri dan partikel makanan dapat berkumpul disekitar gigi bungsu. Hal ini menyebabkan gigi yang bersebelahan menjadi busuk dan terjadi infeksi.
  2. Rasa sakit
    Terjadi akibat gigi bungsu mendorong gigi sebelahnya. Dalam beberapa kasus dapat menyebabkan gigi menjadi erosi.
  3. Pericoronitis
    Posisi gigi yang belum erupsi sempurna akan memudahkan makanan, debris dan bakteri terjebak di bawah gusi yang di bawahnya terdapat gigi bungsu sehingga menyebabkan infeksi pada gusi yang disebut pericoronitis. Hal ini menyebabkan bau mulut, rasa sakit , pembengkakan dan ketidakmampuan untuk membuka mulut penuh (trismus). Jika tidak segera ditangani infeksi tersebut akan menyebar ke pipi, tenggorokan atau leher.

  4. Abses Subkutan
     
  5. Gigi bergeser, gigi bungsu dapat menyebabkan gigi bergeser (terutama gigi bagian depan) saat erupsi dan mendorong gigi-gigi lain di depannya sehingga bergerak dan berubah posisi.

  6. Gigi berlubang, posisi gigi impaksi sulit dijangkau sehingga sulit dibersihkan dan menjadi berlubang.
  7. Merusak gigi depannya, tidak hanya gigi impaksinya saja yang berlubang tetapi gigi di depannya juga berlubang karena sulit dibersihkan.

  8. Infeksi pada tulang sekitarnya
  9. Keganasan
  10. Kista (kantong berisi cairan)
    Dapat berkembang dari jaringan lunak sekitar gigi bungsu yang mengalami impaksi. Kista dapat menyebabkan kerusakan tulang, menganggu posisi gigi dan merusak gigi. Kista harus dibuang agar tidak menyebabkan kerusakan yang lebih parah. Pada kasus yang sangat jarang tumor dapat tumbuh di antara kista ini dan menyebabkan tulang rahang patah apabila kista berkembang lebih besar. Para ahli menyatakan bahwa 50% kasus kista berhubungan dengan gigi geraham impaksi pada rahang bawah.

MENGAPA GIGI GERAHAM BUNGSU HARUS DI CABUT ?

Gigi geraham bungsu sering tumbuh tidak sempurna, mengingat komplikasi yang ditimbulkan oleh gigi geraham impaksi sehingga perlu dicabut dengan operasi untuk mencegah komplikasi yang lebih parah bagi penderitanya.
KAPAN WAKTU YANG PALING TEPAT UNTUK MENCABUT GIGI BUNGSU ?
Pencabutan gigi geraham bungsu sebaiknya dilakukan pada usia 14-22 tahun. Beberapa dokter gigi malah menyarankan pencabutan gigi bungsu sebelum usia 20 tahun untuk mencegah timbulnya masalah. Mengingat pada usia tersebut akar gigi masih pendek sehingga memudahkan operasi dan mempercepat waktu penyembuhan serta menghindari terkenanya saraf pada rahang.
Dengan demikian pencabutan gigi geraham bungsu merupakan tindakan yang bijaksana sebab mencegah komplikasi yang lebih buruk dan kekhawatiran akan efek operasi tidak akan terjadi karena dilakukan pada usia yang tepat.
Kalsifikasi gigi geraham bungsu terjadi mulai umur 9 tahun dan mahkota gigi selesai terbentuk umur 12-15 tahun. Jadi gigi geraham bungsu sudah dapat dilihat melalui rontgen panoramic pada umur 12-15 tahun walaupun gigi tersebut belum tumbuh.
PENANGANAN

Sebelum dicabut, gigi umumnya akan difoto terlebih dahulu dengan sinar X untuk mengetahui bentuk, posisi dan kedalaman gigi. Pencabutan gigi bungsu biasanya dilakukan dengan pembiusan lokal, namun kadang-kadang juga dilakukan dengan bius total. Walaupun tergolong operasi kecil, pencabutan gigi sebaiknya dilakukan secara profesional oleh dokter gigi spesialis bedah mulut, mengingat komplikasi yang mungkin timbul saat dan setelah pencabutan. Prosedur ini memakan waktu kurang lebih satu setengah jam tergantung kasus.Pada kasus yang normal, pasien dapat kembali beraktifitas setelah beberapa hari tergantung kasus dan jumlah gigi yang dicabut.
Setelah operasi gigi geraham bungsu, pasien akan mengalami pembengkakan 3-4 hari yang merupakan reaksi normal dari tubuh untuk penyembuhan. Tidak perlu khawatir karena pembengkakan yang tidak disertai demam bukan merupakan gejala infeksi dan pembengkakan ini akan hilang tanpa meninggalkan bekas. Pasien yang menjalani operasi gigi geraham bungsu cukup mendapat antibiotika, analgetik (penahan sakit) dan obat anti inflamasi (anti radang). Pasien diminta untuk tetap tenang dan rileks selama 24 jam setelah pembedahan untuk mencegah terjadinya perdarahan. Konsumsi makanan lunak selama 3- 5 hari. Proses penyembuhan memakan waktu kurang lebih 1 minggu.
Berikut ini adalah beberapa tips untuk mempercepat proses penyembuhan setelah pencabutan gigi :
  1. Usahakan beristirahat sepanjang hari dan tidak mengerjakan pekerjaan berat.
  2. Hindari merokok. Bila memungkinkan selama proses penyembuhan (3-4 hari), minimal selama 24 jam setelah operasi.
  3. Hindari berkumur atau menggosok gigi selama 24 jam setelah operasi
  4. Setelah 24 jam, kebersihan daerah operasi dapat dijaga dengan berkumur. Berkumurlah dengan hati-hati karena tekanan dapat menyebabkan lubang bekas operasi terbuka lagi dan terjadi pendarahan.
  5. Setelah 24 jam, menggosok gigi dapat dilakukan dengan hati-hati, terutama di daerah operasi.
  6. Hindari berdiet, karena makan dan minum yang cukup sangat penting untuk proses penyembuhan.
  7. Hindari minum menggunakan sedotan karena tekanannya dapat melepaskan gumpalan darah pada lubang operasi.
  8. Hindari minuman bersoda karena busanya diperkirakan dapat melepaskan gumpalan darah pada lubang operasi.
  9. Minuman jus buah terutama jeruk sangat disarankan
  10. Makan tambahan vitamin c dianjurkan.
  11. Untuk menghindari pembengkakan, setelah operasi sebaiknya dikompres dengan es atau air dingin. Tempelkan kompres dingin selama 15 menit, diseling 10 menit tanpa kompres, diulang sampai saat istirahat malam. Pada beberapa hari setelah operasi, rahang dapat dikompres dengan kompres hangat, untuk menstimulasi peredaran darah di daerah gigi bungsu yang dapat mempercepat penyembuhan.
KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat pencabutan gigi bungsu adalah :
  1. Pendarahan
    Pendarahan tidak dapat dihindari dan dapat berlangsung selama satu hari penuh. Berkumur pada saat pendarahan terjadi sangat tidak dianjurkan. Hal ini dapat memperlambat proses penyembuhan dan menyebabkan pendarahan terjadi lebih lama. Bila terjadi pendarahan, letakkan gulungan kecil kasa steril (umumnya diberikan oleh dokter gigi) pada lubang bekas pencabutan. Kasa harus digigit dengan baik dengan tekanan secukupnya. Cara ini akan membantu menghentikan pendarahan, tetapi jangan dilakukan terlalu berlebihan sehingga menimbulkan iritasi pada lubang pencabutan. Gulungan kasa hanya boleh digigit selama sekitar 20 menit. Bila terlalu lama, darah dapat membeku pada kasa dan gumpalan darah dapat terlepas lagi saat kasa dibuang. Bila pendarahan masih terjadi setelah 20 menit, ganti dengan kasa yang baru. Demikian seterusnya hingga pedarahan berkurang atau berhenti. Namun bila pendarahan terus berlanjut setelah 1 hari, segera kembali ke dokter gigi 
  2. Lubang operasi tidak tertutup sempurna (dry socket)
    Pada umumnya, setelah gigi bungsu dicabut, darah akan menggenangi lubang bekas gigi dan menggumpal. Terbentuknya gumpalan darah ini sangat penting karena berfungsi sebagai tempat gusi kemudian akan tumbuh menutupi lubang. Diperkirakan sebanyak 5-10% kasus mengalami penutupan lubang yang tidak sempurna atau terlepasnya gumpalan darah sebelum waktunya, sehingga syaraf pada gusi dan bahkan tulang rahang menjadi terbuka (dry socket). Telah diketahui bahwa umumnya penderita dry socket adalah perempuan yang minum pil kontrasepsi. Diperkirakan dry socket dapat dihindari dengan melakukan operasi pada hari ke-22 hingga ke-28 siklus, yaitu saat kadar estrogen sedang pada titik terendah. 
  3. Infeksi
    .Infeksi yang terjadi saat proses penyembuhan dapat dihindari dengan minum antibiotik dan menjaga kebersihan mulut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar