Tanda dan Gejala Menopause
Tanda
dan gejela menopause mempunyai ciri-ciri khusus, baik tanda dan gejala
menopause karena perubahan fisik maupun karena perubahan psikologis.
Gejala-gejala
menopause disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan progesteron.
Karena fungsi ovarium berkurang, maka ovarium menghasilkan lebih sedikit
estrogen dan progesteron dan tubuh memberikan reaksi. Beberapa wanita
hanya mengalami sedikit gejala, sedangkan wanita lain mengalami berbagai
gejala yang sifatnya ringan sampai berat. Hal ini adalah normal.
Berkurangnya
kadar estrogen secara bertahap menyebabkan tubuh secara perlahan
menyesuaikan diri terhadap perubahan hormon, tetapi pada beberapa wanita
penurunan kadar estrogen ini terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan
gejala-gejala yang hebat. Hal ini sering terjadi jika menopause
disebabkan oleh pengangkatan ovarium (Proverawati, 2009).
Beberapa keluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala menopause (Angila, 2010)
Ketidakteraturan siklus haid
Di
sini siklus perdarahan yang keluar dari vagina tidak teratur.
Perdarahan seperti ini terjadi terutama diawal menopause. Perdarahan
akan terjadi dalam rentang waktu beberapa bulan yang kemudian akan
berhenti sama sekali. Gejala ini disebut gejala peralihan.
Gejolak rasa panas (hot flash)
Ini
gejala klasik yang sekaligus menjadikan para wanita ketika mengalami
menopause mendapatkan perawatan. Pada saat memasuki menopause wanita
akan mengalami rasa panas yang menyebar dari wajah menyebar keseluruh
tubuh. Rasa panas ini terutama terjadi pada dada, wajah dan kepala. Rasa
panas ini sering diikuti timbulnya warna kemerahan pada kulit dan
berkeringat. Rasa ini sering terjadi selama 30 detik sampai dengan
beberapa menit. Hal ini disebabkan karena hipotalamus dan terkait dengan
pelepasan LH (Leutenizing Hormone). Diduga disebabkan adanya fluktuasi
hormon estrogen. Seperti diketahui, pada masa menopause kadar hormon
estrogen dalam darah menurun drastis sehingga mempengaruhi fungsi tubuh.
Penurunan estrogen akan mengenai sistem alfa-adrenergik sentral yang
selanjutnya berakibat pada pusat thermoregulasi dan neuron pelepas LH.
Sampai
sekarang fenomena ini masih cukup menjadi misteri. Belum ada hasil
riset mendetail membahas masalah ini. Rasa panas terkadang terjadi
bahkan sebelum seorang wanita memasuki masa menopause. Gejala ini
biasanya akan menghilang dalam 5 tahun. Berkas panas yang diderita ini
biasanya berhubungan dengan cuaca panas dan lembab. Selain itu, juga
berhubungan dengan ruang sempit, kafein, alkohol, atau makanan pedas.
Hal yang menyusahkan wanita selain merasa panas dan muncul kemerahan di
tubuhnya, juga keluarnya keringat pada malam hari. Hal ini menjadikan
tidur terasa tidak nyaman.
Keluhan
hot flushes mereda setelah tubuh menyesuaikan diri dengan kadar
estrogen yang rendah. Meskipun demikian, sekitar 25 % penderita masih
mengeluhkan hal ini sampai lebih dari 5 tahun. Pemberian estrogen dalam
bentuk terapi efektif dalam bentuk terapi dalam meredakan keluhan hot
flushes pada 90 % kasus.
Keluar keringat di malam hari
Keluar
keringat di malam hari disebabkan karena hot flushes. Semua wanita akan
mengalami arus panas ini. Arus panas mungkin sangat ringan dan sama
sekali tidak diperhatikan oleh orang lain. Mungkin hanya terasa
seolah-olah suhu meningkat secara tiba-tiba sehingga menyebabkan
kemerahan disertai keringat yang mengucur diseluruh tubuh anda. Arus ini
tidak membahayakan dan akan cepat berlalu. Sisi buruknya adalah tidak
nyaman tetapi tidak pernah disertai rasa sakit.
Kekeringan vagina
Gejala
pada vagina muncul akibat perubahan yang terjadi pada lapisan dinding
vagina. Vagina menjadi kering dan kurang elastis. Ini disebabkan karena
penurunan kadar estrogen. Tidak hanya itu, juga muncul rasa gatal pada
vagina. Yang lebih parah lagi adalah rasa sakit saat berhubungan
seksual, dikarenakan perubahan pada vagina, maka wanita menopause
biasanya rentan terhadap infeksi vagina. Intercourse yang teratur akan
menjaga kelembapan alat kelamin. Kekeringan vagina terjadi karena leher
rahim sedikit sekali mensekresikan lendir. Penyebabnya adalah kekurangan
estrogen yang menyebabkan liang vagina menjadi lebih tipis, lebih
kering dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut, keputihan rasa
sakit pada saat kencing (Angila, 2010).
Perubahan kulit
Estrogen
berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika mensturasi berhenti
maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama pada sekitar
wajah, leher dan lengan (Hurlock, 2002).
Sulit tidur
Insomnia
(sulit tidur) lazim terjadi pada waktu menopause, tetapi hal ini
mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat malam.
Perubahan pada mulut
Pada
saat ini kemampuan mengecap pada wanita berubah menjadi kurang peka,
sementara yang lain mengalami gangguan gusi dan gigi menjadi lebih mudah
tanggal.
Kerapuhan tulang
Rendahnya
kadar estrogen merupakan penyebab proses osteoporosis (kerapuhan
tulang). Osteoporosis merupakan penyakit kerangka yang paling umum dan
merupakan persoalan bagi yang telah berumur. Osteoporosis paling banyak
menyerang wanita yang telah menopause. Kehilangan 1% tulang dalam
setahun dapat akibat proses penuaan, tetapi kadang setelah menopause
kita kehilangan 2% setahunnya.
Badan menjadi gemuk
Banyak
wanita menjadi gemuk selama menopause, rasa letih yang biasanya dialami
pada masa menopause, diperburuk dengan perilaku makan yang sembarangan.
Penyakit
Ada
beberapa penyakit yang seringkali dialami oleh wanita menopause, dari
sudut pandang medik ada 2 perubahan paling penting yang terjadi pada
waktu menopause yaitu meningkatnya kemungkinan terjadi penyakit jantung,
pembuluh darah serta hilangnya mineral dan protein di dalam tulang
(osteoporosis).
Linu dan nyeri otot sendi
Linu
dan nyeri yang dialami wanita menopause berkaitan dengan pembahasan
kurangnya penyerapan kalsium yang telah ditemukan sebelumnya.
Perubahan pada indra prasa
Wanita
menopause biasanya akan mengalami penurunan kepekaan pada indra
pengecapnya. Sementara wanita yang memiliki riwayat penyakit gigi dan
gusi, maka kemungkinan giginya akan lebih cepat tanggal ( Angila,
2010).
Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala menopause (Angila, 2010)
Ingatan menurun
Sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat.
Kecemasan
Kecemasan
yang timbul sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam
menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah di khawatirkan.
Mudah tersinggung
Gejala
ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah
tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak
mengganggu ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita
menjadi sangat menyadari proses mana yang sedang berlangsung dalam
dirinya.
Stress
Tidak
ada yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas, termasuk
para lansia menopause. Di tingkat psikologis, respon orang erhadap
sumber stress tidak bisa di ramalkan, sebagaimana perbedaan suasana hati
dan emosi.
Depresi
Wanita
yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena kehilangan kemampuan
untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki
anak, sedih karena kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan karena
kehilangan seluruh perannya sebagai wanita dan harus menghadapi masa
tuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar