Salah
satu hal yang paling banyak ditakuti oleh para ibu hamil pada saat
proses melahirkan adalah episiotomi. Saat ini banyak pandangan di
masyarakat bahwa proses persalinan harus dilakukan melalui episiotomi.
Bayangan akan rasa sakit yang tak terkira pada saat proses episiotomi
selalu menghantui para ibu hamil. Kadang ketakutan yang berlebih ini,
justeru membuat proses persalinan itu sendiri menjadi tidak berjalan
lancar. Untuk menghindarkan hal tersebut, ada baiknya para ibu hamil
mengenal lebih jauh apa itu episiotomi.
Episiotomi adalah pengguntingan kulit dan otot antara
vagina dan anus. Tujuannya untuk melebarkan jalan lahir. Biasanya
dokter akan memberikan anestesi lokal untuk menghilangkan nyeri. Namun,
dalam keadaan darurat episotomi dilakukan tanpa anestesi lokal.
Episiotomi dilakukan untuk melebarkan jalan lahir, jika:
. Dokter memperkirakan memang diperlukan, misanya
jika bahu bayi tersangkut dan dokter atau bidan memperkirakan bahu tetap
tersangkut jika tidak dibantu dengan episiotomi.
. Janin dalam keadaan stres dan dokter menginginkan persalinan berlangsung lebih cepat.
. Episiotomi merupakan bagian dari persalinan yang dibantu dengan forsep atau vakum.
. Daerah otot-otot perineum sangat kaku, sehingga
kemungkinan Anda akan mengalami luka yang lebih luas diperineum atau
labia (lipatan disisi kanan dan kiri vagina) jika tidak dilakukan
episiotomi.
Episiotomi
dilakukan menggunakan sepasang gunting khusus episiotomi, atau dengan
pisau bedah. Ada dua tipe irisan: midline atau garis tengah, yang
potongannya lurus ke bawah dengan anus atau mediolateral, yaitu agak
rendah ke sudut. Irisan midline umum di Amerika. Di negara lain irisan
mediolateral lebih populer.
Midline merupakan metode episiotomi yang paling mudah
dilakukan juga paling cepat dalam proses perbaikannya, namun cukup
beresiko karena robekan bisa sampai ke anus. Sedangkan Medio cukup sulit
dalam proses perbaikan namun cukup melindungi anus.
Episiotomi dilakukan untuk mencegah robekan yang luas
dan tidak beraturan pada daerah perineum. Keuntungan dilakukannya
episiotomi, robeknya lebih mudah dijahit dan hasilnya lebih bagus.
Sedangkan kerugiannya, ada kemungkinan terjadi robekan yang meluas
sampai ke anus jika epsiotomi dalakukan tidak benar. Kemunginan lain
adalah nyeri setelah melahirkan serta nyeri saat berhubungan intim.
Dahulu episiotomi dilakukan secara rutin, namun tidak
lagi saat ini. Banyak dokter dan beberapa studi klinik yang menunjukan
bahwa episiotomi dilakukan untuk menghindari luka parineum yang lebih
parah, tidak lagi diperlukan saat ini. Selain itu, luka yang terjadi
jadi lebih mudah sembuh secara alami dibandingkan luka akibat
episiotomi. Namun, ada beberapa dokter yang masih tetap melakukan
episiotomi setiap kali ia menolong persalinan. Pertimbangan apakah akan
dilakukan episiotomi atau tidak, tentunya tergantung pada keadaan Anda
dan janin pada saat itu. Percayalah bahwa dokter akan melakukan hal
terbaik bagi Anda.
Adakah cara lain yang bisa dilakukan oleh ibu hamil,
agar pada saat proses melahirkan nanti terhindar dari episiotomi?
jawabannya adalah ada yaitu dengan melakukan pijatan perineum pada 2
bulan terakhir menjelang persalinan atau latihan Kegel (terutama pada
fase relaksasi) dapat menghindari episiotomi. Kadang digunakan kompres
hangat untuk membantu perineum relaks. Ketika bayi akan keluar, dokter
atau bidan akan menahan perineum dengan jari mereka. Kemungkinan paling
efektif menghindari tindakan episiotomi adalah dengan melakukan proses
persalinan yang benar, misal perlahan mengeluarkan kepala bayi sesuai
dengan tingkatan pembukaan vagina. Tunggulah refleks menekan secara
alamiah yang akan Anda alami. Hindarilah tekanan yang terlalu
dipaksakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar