Sejarah Kebidanan di Dunia
Pembahasan Sejarah Kebidanan ini merupakan bagian dari bahasan Pengantar Ilmu dan Praktek Kebidanan yang sengaja
dipisahkan dan menjadi salah satu judul artikel yang membawa pembahasan
tersendiri. Simak saja selengkapnya dibawah ini.
Sejarah Kebidanan
Pada suatu masa dalam sejarah evolusi manusia di dunia terdapat kepercayaan diantara semua bangsa bahwa kehidupan manusia serta alam disekitarnya dikuasai oleh kekuatan-kekuatan gaib. Kekuatan-kekuatan ini dapata mempunyai pengaruh baik atau buruk atas keselamatan manusia, teermasuk kesehatannya; oleh karena itu, orang yang sakit serta keluarganya berdaya upaya dengan berbagai jalan, agar pengaruh yang membahayakan dapat disingkirkan dari lingkungan orang yang sedang menderita.
Dalam hubungan ini terdapat orang-orang yang oleh masyarakat sekitarnya dianggap lebih mampu untuk menjadi perantara antara manusia biasa dan kekuatan gaib. mereka yang mempunyai kemahiran demikian itu merupakan golongan yang disegani, dan mempunyai kedudukan yang terhormat dalam masyarakat.
Akan tetapi, disamping adanya kepercayaan yang diuraikan diatas, manusia dianugrahi pula dengan daya observasi, daya berpikir, daya menghubungkan ap yang dialami dengan apa yang dipikirkan, serta daya untuk mengumpulkan dan mentimpan pengalaman-pengalaman dalam ingatannya. Daya observasi dan daya asosiasi memungkinkan dia untuk menambah pengetahuannya mengenai anatomi dan fungsi berbagai alat dalam tubuh manusia. Dengan pengetahuan yang terbatas dan sering salah tentang anatomi dan fisiologi alat-alat itu, ia dapat menghubungkan berbagai anatomi dan fisiologi alat-alat itu, ia dapat menghubungkan berbagai penyakit dengan terganggunya fungsi alat-alat tertentu. Hal itu dipakai sebagai dasar bagi usaha-usaha untuk menyembuhkan penderita dari penyakit-penyakit bersangkutan.
Lambat laun teredapat golongan orang yang dikenal dan diakui oleh masyarakat sebagai dokter, dalam arti bahwa mereka mempunyai kecakapan untuk menyembuhkan orang sakit. Demikianlah, lambut laun -- pada bangsa yang satu hal itu terjadi lebih cepat dari pada pada bangsa yang lain -- terdapat pemisahan antara golongan dokter dan golongan yang melayani kebutuhan masyarakat dalam hal-hal yang bersangkutan dengan kerohanian.
Dalam sejarah manusia terdapat peradaban-peradaban, di antaranya di Yunani dan Romawi, di India, dan di Tiongkok, dimana praktek kedokteran sudah mencapai tingkat yang tinggi. Tanpa mengurangi jasa-jasa orang lain yang telah memajukan teori dan praktek kedokteran, perlu disebut nama Hippocrates yang hidup dari tahun 460 sampai 377 sebelum Masehi dan yang dianggap sebagai Bapak Ilmu Kedokteran.
Sedang para dokter pria menjalankan praktek kedokteran terhadap beraneka ragam penyakit, pertolongan pada wanita-wanita dalam masa kehamilan dan saat persalinan hampir seluruhnya diserahkan kepada wanita-wanita penolong bersalin. Hanya bila mana timbul kesulitan yang tidak dapat mereka atasi, barulah diminta bantuan tenaga-tenaga pria, yang -- karena kebanyakan diantara mereka tidak mempunyai pengetahuan dan pengalaman khusus dalam bidang kebidanan -- umumnya tidak dapat memberikan pertolongan yang sempurna.
Wanita-wanita yang memberi pertolongan pada kehamilan dan persalinan, kecuali mereka yang hidup dalam zaman Yunani dan Romawi, umumnya tidak mempunyai pengetahuan banyak tentang kebidanan. Mereka memperoleh pengetahuannya dari penolong-penolong bersalin lain yang menjadi gurunya dan dari apa yang mereka alami dalam praktek sehari-hari. Kiranya mereka dapat disamakan dengan dukun bayi di Negeri kita.
Walaupun para dokter pria pada umumnya tidak melakukan praktek dalam bidang kebidanan, namun diantara mereka terdapat orang-orang yang menaruh perhatian besar terhadap fisiologi dan patologi kahamilan dan persalinan. Termasuk diantaranya Hippocrates, Soranus, Rufus, Galenus, Celsus, dan lain-lain.
Uterus diketahui sebagai tempat pertumbuhan janin, dan vagina yang mula-mula dianggap sebagai bagian uterus kemudian diketahui sebagai alat yang mempunyai identitas sendiri. Kehamilan terjadi karena penyatuan "air mani pria" dengan "air mani wanita". Air mani pria diketahui berasal dari testis, akan tetapi karena ovarium belum dikenal, air mani wanita diduga berasal dari beberapa tempat pada tubuh wanita yang kemudian disalurkan ke dalam uterus. Pemeriksaan vaginal juga sudah dilakukan. Demikian pula versi pada kaki pada letak-lintang sudah dijalankan, mula-mula pada janin mati, kemudian pada janin hidup. Seksio sesarea pada ibu yang meninggal pun sudah diketahui.
Yang diuraikan diatas merupakan beberapa contoh pengetahuan dalam bidang kebidanan yang dihimpun sampai beberapa abad sesudah permulaan tahun Masehi. Dalam abad-abad berikutnya tidak tampak banyak kemajuan dalam pengetahuan tersebut. Pada umumnya para dokter yang hidup pada zaman itu hanya mengulangi apa yang sudah diketahui sebelumnya tanpa banyak menambah pengetahuan dengan penemuan-penemuan atau pikiran-pikiran baru.
Keadaan sudah berubah sesudah bedah-mayat menjadi lebih umum. Pengetahuan tentang anatomi alat-alat dalam tubuh manusia sangat diperkaya olehnya, dan pengetahuan tentang fisiologi menyusul. Dengan bedah mayat perubahan-perubahan patologik pada berbagai penyakit dapat pula lebih dikenal. Hal itu lebih memperdalam pengetahuan tentang berbagai penyakit dan menyempurnakan dengan diagnotik serta pengobatannya. Diantara ilmu-ilmu, Ilmu Bedah menunjukkan kemajuan yang pesat.
Bersama-sama dengan perkembangan tersebut diatas mulai dari abad ke-16 para ahli bedah Prancis dibawah pimpinan Ambroise Pare memberikan banyak perhatian pada kesulitan-kesulitan dalam persalinan yang memerlukan penyelesaian dengan jalan pembedahan. Berkat usaha mereka Ilmu Kebidanan -- Khususnya bagian pembedahannya -- menjadi cabang Ilmu Bedah.
Lambat laun, dengan lebih mendalamnya pengetahuan tentang panggul, tentang anatomi dan fisiologi serta patologi sebagai ilmu persalinan, Ilmu Kebidanan berhasil mencapai kedudukan sebagai ilmu tersendiri dalam rangka ilmu-ilmu kedokteran lainnya. Hal itu menyebabkan meningkatnya minat banyak dokter untuk khusus mencurahkan pikiran dan tenaganya dalam mengembangkan teori dan Praktek Kebidanan.
Sementara itu dirasakan keperluan untuk menyempurnakan pendidikan para wanita yang memberi pertolongan dalam persalinan. Dalam tahun 1513 Eucharius Roeslin menerbitkan buku pelajaran untuk penolong bersalin yang berjudul "Der Schwangern Frauen und Hebammen Rosengarten". Walaupun buku ini tidak menyiarkan hal-hal baru, namun artinya terletak dalam hal bahwa untuk pertama kali Ilmu Kebidanan tidak ditulis dalam bahasa latin, melainkan dalam bahasa nasional.
Sekolah bidan pertama yang memberi pelajaran teratur dibuka dalam tahu 1598 di Munchener Gebaranstalt, yang kemudian diikuti oleh sekolah bidan lain. Yang terkenal ialah sekolah di Hotel Dieu di Paris dan Gebaranstalt des Burgerpitals di Strassburg. Sekolah yang terahir ini menjadi contoh sekolah-sekolah Bidan di Jerman. Sekarang sekolah-sekolah bidan ditemukan diseluruh pelosok-pelosok dunia.
Perkembangan baru, yang yang berdasar atas kemajuan pengetahuan dalam fisiologi dan dan patologi ilmu kebidanan, di mulai dalam abad ke-19 dan berlangsung terus dalam abad sekarang. Perkembangan ini menekankan hal prevensi dalam kebidanan. Lambat laun meluas kesadaran bahwa banyak penyakit dan kelainan dalam masa hamil, persalinan dan nifas, dapat dicegah atau dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat diusahakan menghindarkan akibat-akibat buruk yang dapat ditimbulkannya.
Walaupun dalam buku-buku yang diterbitkan sebelumnya soal-soal bersangkutan dengan penyakit-penyakit dalam masa hamil sudah disebut secara sepintas lalu, namun buku pertama yang khusus membahas penangan wanita hamil ditulis pada tahun 1837 oleh Thomas Bull. Pinard dalam tahun 1878 menulis pula tentang bahaya kelainan letak janin dalam kandungan. Selanjutnya dalam tahun 1895 beliau memberitahukan tentang adanya rumah di Paris untuk merawat wanita hamil yang terlantar, dan menerangkan bahwa bayi-bayi yang dilahirkan oleh wanita-wanita itu umumnya lebih besar dan sehat dari pada bayi wanita-wanita yang bekerja terus sampai persalinan mulai.
Di Inggris (Edinburg) dalam tahun 1899 mulai disediakan pula tempat untuk merawat wanita hamil pada The Royal Maternity Hospital. Dokter yang paling berjasa dalam menganjurkan diadakannya pro-maternity hospital untuk wanita hamil yang memerlukan perawatan, ialah Dr. Ballentyne.
Selanjutnya di Amerika Serikat (Boston) dlangsungkan usaha baru, dimana anggota-anggota Instruktive Nursing Association mengadakan kunjungan rumah secara rutin pada wanita-wanita hamil. Akhirnya, dalam tahun 1911 didirikan klnik Antenatal di Boston Lying-in Hospital untuk pemeriksaan dan penanggulangan wanita hamil.
Prakarsa ini dicontoh oleh negara-negara lain, dan kini klinik antenatal sudah tersebar diseluruh dunia. Dengan hal ini dan dengan peningkatan usaha pencegahan pada pertolongan persalinan, kebidanan memasuki lingkungan preventive health.
Sejarah Kebidanan
Pada suatu masa dalam sejarah evolusi manusia di dunia terdapat kepercayaan diantara semua bangsa bahwa kehidupan manusia serta alam disekitarnya dikuasai oleh kekuatan-kekuatan gaib. Kekuatan-kekuatan ini dapata mempunyai pengaruh baik atau buruk atas keselamatan manusia, teermasuk kesehatannya; oleh karena itu, orang yang sakit serta keluarganya berdaya upaya dengan berbagai jalan, agar pengaruh yang membahayakan dapat disingkirkan dari lingkungan orang yang sedang menderita.
Dalam hubungan ini terdapat orang-orang yang oleh masyarakat sekitarnya dianggap lebih mampu untuk menjadi perantara antara manusia biasa dan kekuatan gaib. mereka yang mempunyai kemahiran demikian itu merupakan golongan yang disegani, dan mempunyai kedudukan yang terhormat dalam masyarakat.
Akan tetapi, disamping adanya kepercayaan yang diuraikan diatas, manusia dianugrahi pula dengan daya observasi, daya berpikir, daya menghubungkan ap yang dialami dengan apa yang dipikirkan, serta daya untuk mengumpulkan dan mentimpan pengalaman-pengalaman dalam ingatannya. Daya observasi dan daya asosiasi memungkinkan dia untuk menambah pengetahuannya mengenai anatomi dan fungsi berbagai alat dalam tubuh manusia. Dengan pengetahuan yang terbatas dan sering salah tentang anatomi dan fisiologi alat-alat itu, ia dapat menghubungkan berbagai anatomi dan fisiologi alat-alat itu, ia dapat menghubungkan berbagai penyakit dengan terganggunya fungsi alat-alat tertentu. Hal itu dipakai sebagai dasar bagi usaha-usaha untuk menyembuhkan penderita dari penyakit-penyakit bersangkutan.
Lambat laun teredapat golongan orang yang dikenal dan diakui oleh masyarakat sebagai dokter, dalam arti bahwa mereka mempunyai kecakapan untuk menyembuhkan orang sakit. Demikianlah, lambut laun -- pada bangsa yang satu hal itu terjadi lebih cepat dari pada pada bangsa yang lain -- terdapat pemisahan antara golongan dokter dan golongan yang melayani kebutuhan masyarakat dalam hal-hal yang bersangkutan dengan kerohanian.
Dalam sejarah manusia terdapat peradaban-peradaban, di antaranya di Yunani dan Romawi, di India, dan di Tiongkok, dimana praktek kedokteran sudah mencapai tingkat yang tinggi. Tanpa mengurangi jasa-jasa orang lain yang telah memajukan teori dan praktek kedokteran, perlu disebut nama Hippocrates yang hidup dari tahun 460 sampai 377 sebelum Masehi dan yang dianggap sebagai Bapak Ilmu Kedokteran.
Sedang para dokter pria menjalankan praktek kedokteran terhadap beraneka ragam penyakit, pertolongan pada wanita-wanita dalam masa kehamilan dan saat persalinan hampir seluruhnya diserahkan kepada wanita-wanita penolong bersalin. Hanya bila mana timbul kesulitan yang tidak dapat mereka atasi, barulah diminta bantuan tenaga-tenaga pria, yang -- karena kebanyakan diantara mereka tidak mempunyai pengetahuan dan pengalaman khusus dalam bidang kebidanan -- umumnya tidak dapat memberikan pertolongan yang sempurna.
Wanita-wanita yang memberi pertolongan pada kehamilan dan persalinan, kecuali mereka yang hidup dalam zaman Yunani dan Romawi, umumnya tidak mempunyai pengetahuan banyak tentang kebidanan. Mereka memperoleh pengetahuannya dari penolong-penolong bersalin lain yang menjadi gurunya dan dari apa yang mereka alami dalam praktek sehari-hari. Kiranya mereka dapat disamakan dengan dukun bayi di Negeri kita.
Walaupun para dokter pria pada umumnya tidak melakukan praktek dalam bidang kebidanan, namun diantara mereka terdapat orang-orang yang menaruh perhatian besar terhadap fisiologi dan patologi kahamilan dan persalinan. Termasuk diantaranya Hippocrates, Soranus, Rufus, Galenus, Celsus, dan lain-lain.
Uterus diketahui sebagai tempat pertumbuhan janin, dan vagina yang mula-mula dianggap sebagai bagian uterus kemudian diketahui sebagai alat yang mempunyai identitas sendiri. Kehamilan terjadi karena penyatuan "air mani pria" dengan "air mani wanita". Air mani pria diketahui berasal dari testis, akan tetapi karena ovarium belum dikenal, air mani wanita diduga berasal dari beberapa tempat pada tubuh wanita yang kemudian disalurkan ke dalam uterus. Pemeriksaan vaginal juga sudah dilakukan. Demikian pula versi pada kaki pada letak-lintang sudah dijalankan, mula-mula pada janin mati, kemudian pada janin hidup. Seksio sesarea pada ibu yang meninggal pun sudah diketahui.
Yang diuraikan diatas merupakan beberapa contoh pengetahuan dalam bidang kebidanan yang dihimpun sampai beberapa abad sesudah permulaan tahun Masehi. Dalam abad-abad berikutnya tidak tampak banyak kemajuan dalam pengetahuan tersebut. Pada umumnya para dokter yang hidup pada zaman itu hanya mengulangi apa yang sudah diketahui sebelumnya tanpa banyak menambah pengetahuan dengan penemuan-penemuan atau pikiran-pikiran baru.
Keadaan sudah berubah sesudah bedah-mayat menjadi lebih umum. Pengetahuan tentang anatomi alat-alat dalam tubuh manusia sangat diperkaya olehnya, dan pengetahuan tentang fisiologi menyusul. Dengan bedah mayat perubahan-perubahan patologik pada berbagai penyakit dapat pula lebih dikenal. Hal itu lebih memperdalam pengetahuan tentang berbagai penyakit dan menyempurnakan dengan diagnotik serta pengobatannya. Diantara ilmu-ilmu, Ilmu Bedah menunjukkan kemajuan yang pesat.
Bersama-sama dengan perkembangan tersebut diatas mulai dari abad ke-16 para ahli bedah Prancis dibawah pimpinan Ambroise Pare memberikan banyak perhatian pada kesulitan-kesulitan dalam persalinan yang memerlukan penyelesaian dengan jalan pembedahan. Berkat usaha mereka Ilmu Kebidanan -- Khususnya bagian pembedahannya -- menjadi cabang Ilmu Bedah.
Lambat laun, dengan lebih mendalamnya pengetahuan tentang panggul, tentang anatomi dan fisiologi serta patologi sebagai ilmu persalinan, Ilmu Kebidanan berhasil mencapai kedudukan sebagai ilmu tersendiri dalam rangka ilmu-ilmu kedokteran lainnya. Hal itu menyebabkan meningkatnya minat banyak dokter untuk khusus mencurahkan pikiran dan tenaganya dalam mengembangkan teori dan Praktek Kebidanan.
Sementara itu dirasakan keperluan untuk menyempurnakan pendidikan para wanita yang memberi pertolongan dalam persalinan. Dalam tahun 1513 Eucharius Roeslin menerbitkan buku pelajaran untuk penolong bersalin yang berjudul "Der Schwangern Frauen und Hebammen Rosengarten". Walaupun buku ini tidak menyiarkan hal-hal baru, namun artinya terletak dalam hal bahwa untuk pertama kali Ilmu Kebidanan tidak ditulis dalam bahasa latin, melainkan dalam bahasa nasional.
Sekolah bidan pertama yang memberi pelajaran teratur dibuka dalam tahu 1598 di Munchener Gebaranstalt, yang kemudian diikuti oleh sekolah bidan lain. Yang terkenal ialah sekolah di Hotel Dieu di Paris dan Gebaranstalt des Burgerpitals di Strassburg. Sekolah yang terahir ini menjadi contoh sekolah-sekolah Bidan di Jerman. Sekarang sekolah-sekolah bidan ditemukan diseluruh pelosok-pelosok dunia.
Perkembangan baru, yang yang berdasar atas kemajuan pengetahuan dalam fisiologi dan dan patologi ilmu kebidanan, di mulai dalam abad ke-19 dan berlangsung terus dalam abad sekarang. Perkembangan ini menekankan hal prevensi dalam kebidanan. Lambat laun meluas kesadaran bahwa banyak penyakit dan kelainan dalam masa hamil, persalinan dan nifas, dapat dicegah atau dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat diusahakan menghindarkan akibat-akibat buruk yang dapat ditimbulkannya.
Walaupun dalam buku-buku yang diterbitkan sebelumnya soal-soal bersangkutan dengan penyakit-penyakit dalam masa hamil sudah disebut secara sepintas lalu, namun buku pertama yang khusus membahas penangan wanita hamil ditulis pada tahun 1837 oleh Thomas Bull. Pinard dalam tahun 1878 menulis pula tentang bahaya kelainan letak janin dalam kandungan. Selanjutnya dalam tahun 1895 beliau memberitahukan tentang adanya rumah di Paris untuk merawat wanita hamil yang terlantar, dan menerangkan bahwa bayi-bayi yang dilahirkan oleh wanita-wanita itu umumnya lebih besar dan sehat dari pada bayi wanita-wanita yang bekerja terus sampai persalinan mulai.
Di Inggris (Edinburg) dalam tahun 1899 mulai disediakan pula tempat untuk merawat wanita hamil pada The Royal Maternity Hospital. Dokter yang paling berjasa dalam menganjurkan diadakannya pro-maternity hospital untuk wanita hamil yang memerlukan perawatan, ialah Dr. Ballentyne.
Selanjutnya di Amerika Serikat (Boston) dlangsungkan usaha baru, dimana anggota-anggota Instruktive Nursing Association mengadakan kunjungan rumah secara rutin pada wanita-wanita hamil. Akhirnya, dalam tahun 1911 didirikan klnik Antenatal di Boston Lying-in Hospital untuk pemeriksaan dan penanggulangan wanita hamil.
Prakarsa ini dicontoh oleh negara-negara lain, dan kini klinik antenatal sudah tersebar diseluruh dunia. Dengan hal ini dan dengan peningkatan usaha pencegahan pada pertolongan persalinan, kebidanan memasuki lingkungan preventive health.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar