Gangguan disintegrasi anak sangat mirip dengan
autisme karena keduanya berada dalam satu kelompok gangguan mental yang
disebut dengan pervasive developmental disorders atau autism spectrum disorders.
Meski begitu gangguan disintegrasi anak terjadi lebih lambat dari
autisme dan melibatkan kehilangan kemampuan berbahasa, sosialisasi dan
motorik yang lebih dramatis daripada autisme. Namun gangguan ini lebih
jarang terjadi ketimbang autisme.
Penyebab dari penyakit ini adalah faktor genetic, paparan lingkungan seperti racun atau infeksi, serta respons autoimun.
Anak yang mengalami sakit ini akan menunjukkan gejala-gejala:
- Kehilangan kemampuan berbahasa, termasuk berbicara dan berbincang
- Kehilangan kemampuan bersosialisasi, termasuk sulit berinteraksi dengan orang lain
- Kehilangan kemampuan bermain, termasuk kehilangan ketertarikan pada berbagai jenis permainan dan aktivitas lainnya
- Kehilangan kemampuan motorik, termasuk kemampuan berjalan, menaiki sesuatu dan menggenggam sesuatu
- Kesulitan mengendalikan kandung kemih atau ususnya
Untuk mengatasinya, anak biasanya akan diberikan
obat-obatan antipsikotik untuk atasi kecemasan dan depresi atau
antikonvulsan untuk mengendalikan kejang akibat epilepsy. Selain itu,
penderita juga biasanya disarankan untuk melakukan terapi perilaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar